Setiap senyawa kimia yang kita jumpai pasti memiliki namanya sendiri. Nama tersebut bersifat unik yang tidak akan ada yang menyamainya keculai untuk senyawa kimia yang sama. Adanya nama dan sistem pnemaan senyawa kimia akan sangat memuhdakna dalam mengenali dan mempelajari bahan/unsur/senyawa kimia tersebut. Sobat hitung, kali ini kami akan berbagi materi tentang Tata Nama senyawa biner baik yang biner ionik maupun biner kovalen.
Sampai saat ini dikenal dua sistem penamaan senyawa (termasuk senyawa biner). Sistem IUPAC (International Union of Pure anda Applied Chemistry) yang merupakan sistem penamaan resmi yang dianut oleh semua negara dan ada sistem penamaan trivial atau yang non formal. Contoh pada sitem IUPAC senyawa NaOH dinamakan Natrium hidroksida sementara pada siste trivial disebut dengan nama soda kaustik.
Apa itu Senyawa Biner?
Senyawa biner adalah senyawa yang terbentuk hanya oleh dua unsur saja. Misalnya unsur NaCl (garam dapur) yang terbentuk dari dua unsur : Natrium dan Klor). Senyawa biner terbagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan jenis ikatannya. Ada senuawa biner ionik dan senyawa biner kovalen. Disebut senyawa biner ionik karena ikatan yang membentuk senyawa tersebut merupakan ikatan ion dan disebut senyawa biner kovalen karena yang membentuk senyawa biner tersebut adalah ikatan kovalen.
Tata Nama Senyawa Biner Ionik (logam dan non logam)
Bagimana penamaan sebuah senyawa biner yang terbentuk dari unsur logam dan non logam? Asal sobat ketahui senyawa biner yang terbentuk dari logam dan nonlogam tergolong dalam senyawa ion, maka sering disebut senyawa biner ionik. Senyawa biner ini merupakan hasil penggabungan ion positif (kation) sebagai logam dan ion negatif (anion) sebagai non logam.
Untuk tata nama senyawa biner ini, mula-mula dituliskan nama unsur logam tanpa modifikasi kemduian diikuti dengan nama unsur bukan logam dengan ditambah akhiran ida.
NAMA LOGAM + NON LOGAM + Ida
Contoh
KCl : Kalium klorida
MgF2 : Magnesium fluorida
K2O : Kalium oksida.
NaCl : Natrium klorida
KCl : Kalium klorida
MgF2 : Magnesium fluorida
K2O : Kalium oksida.
NaCl : Natrium klorida
Perlu sobat perhatikan bahwa meskipun terdiri dari muatan positif dan negatif tetapi senyawa ion biner memiliki muatan total nol. Satuan rumus harus mengandung ion positif danion negatif sedemikian rupa sehingga jumlah muatan bersihnya sama dengan nol. Jumlah ion positif dan ion negatif dari unsur dapat sobat lihat dari bilangan oksidasinya.
Contoh
K2O
Kalium –> bilangan oksidasi +1 x2 = +2
Oksigen –> bilangan oksidasi = -2
+ 2 + (-2) = 0 –> netral.
Kalium –> bilangan oksidasi +1 x2 = +2
Oksigen –> bilangan oksidasi = -2
+ 2 + (-2) = 0 –> netral.
Nah untuk kasus tertentu logam bisa memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu terutama logam kelompok golongan B. Jika kasusnya demikian tata nama senyawa biner bisa mengikuti sistem STOCK atau akhiran sebagai berikut.
1. Sistem STOCK
Penamaan dengan menuliskan bilangan oksidasi menggunakan angka romawi.
Penamaan dengan menuliskan bilangan oksidasi menggunakan angka romawi.
2. Sistem Akhiran “O”
Penamaan dengan sisitem akhiran “O” untuk kation dengan bilangan oksidasi yang lebih rendah dan akhiran “i” untuk kation dengan bilangan oksidasi yang lebih tinggi.
Penamaan dengan sisitem akhiran “O” untuk kation dengan bilangan oksidasi yang lebih rendah dan akhiran “i” untuk kation dengan bilangan oksidasi yang lebih tinggi.
Contoh Sistem STOCK dan Akhiran “O”
Rumus Senyawa Biner | Sistem STOCK | Sistem Akhiran |
CrCl2 | Kromium (II) klorida | Kromo klorida |
CrCl3 | Kromium (III) klorida | Kromi klorida |
Pb2O | Plumbum (I) oksida | Plumbo oksida |
PbO | Plumbum (II) oksida | Plumbi oksida |
Tatan Nama Senyawa Biner Kovalen (Non logam dan non logam)
Senyawa biner kovalen terbentuk dari dua unsur melalui sebuah ikatan kovalen. Penaamaan senyawa biner kovalen yang terdiri dari unsur non-logam dan non-logam ini mengikuti aturan berikut:
– Mula-mula sobat tuliskan unsur dengan bilangan oksidasi positif. Misal asam klorida, sobat harusnya menulikan H dulu baru Cl (HCl) bukan kebalik Cl dulu baru H (ClH) karena bilangan oksidasi H positif dan bilangan oksidasi Cl negatif.
– Penamaan unsur awa dan akhir diberi awalan yang menunjukkan jumlah relatif setiap jenis atom dalam molekul tersebut. Awalan yang digunakan.
– Penamaan unsur awa dan akhir diberi awalan yang menunjukkan jumlah relatif setiap jenis atom dalam molekul tersebut. Awalan yang digunakan.
mono | : 1 (satu) |
di | : 2 (dua) |
tri | : 3 (tiga) |
tetra | : 4 (empat) |
penta | : 5 (lima) |
heksa | : 6 (enam) |
hepta | : 7 (tujuh) |
okta | : 8 (delapan) |
nona | : 9 (sembilan) |
deka | : 10 (sepuluh) |
undeka | : 11 (sebelas) |
dodeka | : 12 (dua belas) |
Contoh
SO2 : Belerang dioksida
SO3 : Belerang trioksida
CCl4 : Karbon tetraklorida
B2Br4 : Dibromo tetrabromida
– Sistem awalan dapat menunjukkan hubngan atnara namma dan rumusnya dengan tepat.
– selain menggunakan sistem awalan sebenarnya juga dikenal sistem STOCK yang penamaanya sama persis pada senyawa kovalen ionik seperti dijelaskan sebelumnya.
SO2 : Belerang dioksida
SO3 : Belerang trioksida
CCl4 : Karbon tetraklorida
B2Br4 : Dibromo tetrabromida
– Sistem awalan dapat menunjukkan hubngan atnara namma dan rumusnya dengan tepat.
– selain menggunakan sistem awalan sebenarnya juga dikenal sistem STOCK yang penamaanya sama persis pada senyawa kovalen ionik seperti dijelaskan sebelumnya.
Berikut perbandingan dua sistem tata nama senyawa biner tersebut
Rumus Senyawa Biner | SistemAwalan | Sistem STOCK |
BCl3 | Boron triklorida | Boron (III) triklorida |
CF4 | Karbon tetrafluorida | Karbon (IV) fluorida |
CO | Karbon monooksida | Karbon (II) oksida |
N2O5 | Dinitrogen Pentaoksida | Nitrogen (V) oksida |
SF6 | Sulfur heksafluorida | Sulfur (VI) fluorida) |
Penamaan Asam-Asam Biner
Dalam tata nama senyawa biner dikenal juga senyawa-senyawa yang dalam keadaan tertentu dapat melepaskan ion-ion hidrogen (H+) sehingga kemudian namanya dikenal dengan “asam” atau “acid”. Penamaan senyawa asam biner ini menggunakan kata asam atau acid. Contoh
HF : Asam fluorida
HBr : Asam bromida
H2S : Asam sulfida
HCl : Asam klorida
HBr : Asam bromida
H2S : Asam sulfida
HCl : Asam klorida
Latihan Soal
a. Tuliskan nama senyawa-senya biner berikut
– MgO
– KCl
– SO3
– CuI2
– FeCl3
– BeCl2
– PCl5
– MgO
– KCl
– SO3
– CuI2
– FeCl3
– BeCl2
– PCl5
b. Tuliskan rumus kimia dari senyawa biner berikut
– Karbon tetraklorida
– Barium klorida
– Dinitrogen monooksida
– Besi (II) sulfida
– Magnesium fluorida
– Timbal (II) bromida
– Karbon tetraklorida
– Barium klorida
– Dinitrogen monooksida
– Besi (II) sulfida
– Magnesium fluorida
– Timbal (II) bromida
Sekian sobat materi dari rumushitung.com tentang tata nama senyawa biner. Jika sobat ada kesulitan penamaan senyawa biner bisa ditanyakan langsung melalui kotak komentar di bawah ini.
No comments:
Post a Comment