Contoh penerapan 1
CO2
Elektron valensi C adalah 4 (golongan 4A)
Elektron valebsi O adalah 6 (golongan 6A)
C bertindak sebagai atom pusat (karena jumlah C lebih sedikit dan elektronegativitas C < O)
Lengkapkan jumlah elektron valensi yang terisa, C sudah menggunakan 1 elektron untuk berikatan dengan 1 atom O yang ada di kiri dan 1 elektron untuk berikatan dengan 1 atom O di kanan. Jadi masih tersisa 2 elektron lagi yang dapat ditempatkan di sekitar atom C (di sini diletakkan di atas dan bawah C).
Masing-masing atom O sudah menggunakan 1 elektron valensinya untuk berikatan dengan atom C. Jadi elektron valensi O yang tersisa sebanyak 5. Ini ditempatkan pada setiap atom O.
Contoh penerapan 2
HNO3
Elektron valensi H adalah 1 (golongan 1A)
Elektron valensi N adalah 5 (golongan 5A)
Elektron valebsi O adalah 6 (golongan 6A)
N bertindak sebagai atom pusat (karena jumlah N lebih sedikit dan elektronegativitas N < O), ingat H tidak akan pernah bertindak sebagai atom pusat.
Tahap ini sebenarnya dapat saja dilewati dan langsung menuju tahap akhir jika memang dari hasil analisis jumlah elektron sekitar N sudah tampak lebih dari 8. Selanjutnya sisa 1 elektron dapat langsung dipindahkan ke O di kanan yang kebetulan juga memiliki 1 elektron yang belum berpasangan. Jika 1 elektron dari N pindah ke O di kanan, maka O di kanan langsung dapat memenuhi aturan oktet (elektron di sekitarnya berjumlah 8).
Karena jumlah elektron di sekitar atom N sebanyak 10 elektron ini tidak mungkin, maka 2 elektron pada salag satu ikatan rangkap dipindahkan ke atom O sehingga N memberikan 2 elektron yang digunakan bersama atom O tetapi atom O tidak menyumbangkan elektron sama sekali. Ini biasa disebut sebagai ikatan kovalen koordinasi.
Rumus struktur Lewis dengan 1 ikatan kovalen koordinasi yang ditandai dengan tanda panah dari N menuju O.
Contoh penerapan 3
CO32–
Elektron valensi C adalah 4 (golongan 4A)
Elektron valebsi O adalah 6 (golongan 6A)
C bertindak sebagai atom pusat (karena jumlah C lebih sedikit dan elektronegativitas C < O). Karena itu adalah suatu ion yang bermuatan 2 negatif maka ini dapat diartikan bahwa pada struktur ion tersebut mendapat tambahan 2 elektron dari luar.
Siapa yang menerima elektron tambahan ini? Yang biasa menerima tambahan ini bukanlah atom pusat secara langsung tetapi ligan (atom di sekitar atom pusat). Dalam hal ini 2 atom O-lah yang masing-masing menerima tambahan elektron tersebut.
Beri garis sebagai tanda ikatan antara 2 atom. Setiap garis ikatan ini bermakna 2 elektron yang dapat digunakan bersama oleh dua atom tersebut. Dua elektron ini merupakan sumbangan dua atom yang berikatan, masing-masing atom menyumbangkan 1 elektron.
Karena ion ini bermuatan 2- tambahkan 1 elektron pada satu atom O dan 1 elektron lagi pada atom O lainnya.
Contoh penerapan 4
NO2
Elektron valensi N adalah 5 (golongan 5A)
Elektron valebsi O adalah 6 (golongan 6A)
N bertindak sebagai atom pusat (karena jumlah N lebih sedikit dan elektronegativitas N < O)
Atom N tidak akan dapat memenuhi aturan oktet karena jumlah elektron valensi totalnya ganjil. Namun demikian ia tidak mungkin lebih dari 8 juga.
Contoh penerapan 5
P2O5
Elektron valensi P adalah 5 (golongan 5A)
Elektron valebsi O adalah 6 (golongan 6A)
Jumlah atom P lebih sedikit dari O dan bila ditinjau P berada di bawah O dalam tabel sistem periodik unsur yang artinya elektronegativitas P < O, oleh karena itu P akan berperan sebagai atom pusat. Jumlah atom P ada 2 maka akan terdapat 2 atom pusat. Kerangka yang paling mungkin adalah seperti gambar berikut.
Struktur seperti dibawah ini adalah struktur paling stabil dibanding struktur terakhir itu. Meskipun P tidak mengikuti aturan oktet, memang berpeluang untuk tidak mengikuti aturan oktet karena ia berada di periode ketiga. Kejadian seperti P atau atom dari periode ketiga atau lebih inio sering disebut mengikuti atura oktet yang di perluas.
Walaupun P boleh melanggar aturan oktet namun jika dipaksa/diupayakan P dapat saja mengikuti aturan oktet dengan memindahkan salah satu pasangan elektron ikatan pada ikatan rangkapnya ke atom O. Kejadian seperti ini lalu dijelaskan bahwa antara P dan O membentuk ikatan kovalen koordinasi. Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang terjadi ketika 2 elektron yang digunakan bersama dalam ikatan hanya berasal dari salah satu atom saja, dalam hal ini dari atom P menuju O.
Sumber: www.urip.info
CO2
Elektron valensi C adalah 4 (golongan 4A)
Elektron valebsi O adalah 6 (golongan 6A)
C bertindak sebagai atom pusat (karena jumlah C lebih sedikit dan elektronegativitas C < O)
Lengkapkan jumlah elektron valensi yang terisa, C sudah menggunakan 1 elektron untuk berikatan dengan 1 atom O yang ada di kiri dan 1 elektron untuk berikatan dengan 1 atom O di kanan. Jadi masih tersisa 2 elektron lagi yang dapat ditempatkan di sekitar atom C (di sini diletakkan di atas dan bawah C).
Masing-masing atom O sudah menggunakan 1 elektron valensinya untuk berikatan dengan atom C. Jadi elektron valensi O yang tersisa sebanyak 5. Ini ditempatkan pada setiap atom O.
Contoh penerapan 2
HNO3
Elektron valensi H adalah 1 (golongan 1A)
Elektron valensi N adalah 5 (golongan 5A)
Elektron valebsi O adalah 6 (golongan 6A)
N bertindak sebagai atom pusat (karena jumlah N lebih sedikit dan elektronegativitas N < O), ingat H tidak akan pernah bertindak sebagai atom pusat.
Tahap ini sebenarnya dapat saja dilewati dan langsung menuju tahap akhir jika memang dari hasil analisis jumlah elektron sekitar N sudah tampak lebih dari 8. Selanjutnya sisa 1 elektron dapat langsung dipindahkan ke O di kanan yang kebetulan juga memiliki 1 elektron yang belum berpasangan. Jika 1 elektron dari N pindah ke O di kanan, maka O di kanan langsung dapat memenuhi aturan oktet (elektron di sekitarnya berjumlah 8).
Karena jumlah elektron di sekitar atom N sebanyak 10 elektron ini tidak mungkin, maka 2 elektron pada salag satu ikatan rangkap dipindahkan ke atom O sehingga N memberikan 2 elektron yang digunakan bersama atom O tetapi atom O tidak menyumbangkan elektron sama sekali. Ini biasa disebut sebagai ikatan kovalen koordinasi.
Rumus struktur Lewis dengan 1 ikatan kovalen koordinasi yang ditandai dengan tanda panah dari N menuju O.
Contoh penerapan 3
CO32–
Elektron valensi C adalah 4 (golongan 4A)
Elektron valebsi O adalah 6 (golongan 6A)
C bertindak sebagai atom pusat (karena jumlah C lebih sedikit dan elektronegativitas C < O). Karena itu adalah suatu ion yang bermuatan 2 negatif maka ini dapat diartikan bahwa pada struktur ion tersebut mendapat tambahan 2 elektron dari luar.
Siapa yang menerima elektron tambahan ini? Yang biasa menerima tambahan ini bukanlah atom pusat secara langsung tetapi ligan (atom di sekitar atom pusat). Dalam hal ini 2 atom O-lah yang masing-masing menerima tambahan elektron tersebut.
Beri garis sebagai tanda ikatan antara 2 atom. Setiap garis ikatan ini bermakna 2 elektron yang dapat digunakan bersama oleh dua atom tersebut. Dua elektron ini merupakan sumbangan dua atom yang berikatan, masing-masing atom menyumbangkan 1 elektron.
Karena ion ini bermuatan 2- tambahkan 1 elektron pada satu atom O dan 1 elektron lagi pada atom O lainnya.
Contoh penerapan 4
NO2
Elektron valensi N adalah 5 (golongan 5A)
Elektron valebsi O adalah 6 (golongan 6A)
N bertindak sebagai atom pusat (karena jumlah N lebih sedikit dan elektronegativitas N < O)
Atom N tidak akan dapat memenuhi aturan oktet karena jumlah elektron valensi totalnya ganjil. Namun demikian ia tidak mungkin lebih dari 8 juga.
Contoh penerapan 5
P2O5
Elektron valensi P adalah 5 (golongan 5A)
Elektron valebsi O adalah 6 (golongan 6A)
Jumlah atom P lebih sedikit dari O dan bila ditinjau P berada di bawah O dalam tabel sistem periodik unsur yang artinya elektronegativitas P < O, oleh karena itu P akan berperan sebagai atom pusat. Jumlah atom P ada 2 maka akan terdapat 2 atom pusat. Kerangka yang paling mungkin adalah seperti gambar berikut.
Struktur seperti dibawah ini adalah struktur paling stabil dibanding struktur terakhir itu. Meskipun P tidak mengikuti aturan oktet, memang berpeluang untuk tidak mengikuti aturan oktet karena ia berada di periode ketiga. Kejadian seperti P atau atom dari periode ketiga atau lebih inio sering disebut mengikuti atura oktet yang di perluas.
Walaupun P boleh melanggar aturan oktet namun jika dipaksa/diupayakan P dapat saja mengikuti aturan oktet dengan memindahkan salah satu pasangan elektron ikatan pada ikatan rangkapnya ke atom O. Kejadian seperti ini lalu dijelaskan bahwa antara P dan O membentuk ikatan kovalen koordinasi. Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang terjadi ketika 2 elektron yang digunakan bersama dalam ikatan hanya berasal dari salah satu atom saja, dalam hal ini dari atom P menuju O.
Sumber: www.urip.info
No comments:
Post a Comment