Soal
bentuk uraian adalah suatu soal yang menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan
gagasan-gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya. Jawabannya dikemukakan
dalam bentuk uraian tertulis.
1.
Keunggulan dan keterbatasan soal
bentuk uraian
a.
Keunggulan
Dapat mengukur
kemampuan peserta didik dalam hal menyajikan jawaban terurai secara bebas, mengorganisasikan
pikirannya, mengemukakan pendapatnya, dan mengekspresikan gagasan-gagasan dengan
menggunakan kata-kata atau kalimat peserta didik sendiri.
b.
Keterbatasan
Jumlah materi atau
pokok bahasan yang dapat ditanyakan relatif
terbatas, waktu untuk memeriksa jawaban cukup lama, penskorannya relative subjektif, dan tingkat reliabilitasnya relatif lebih rendah dibandingkan dengan soal bentuk pilihan ganda karena reliabilitas skor pada soal bentuk uraian sangat tergantung pada penskor tes.
Berdasarkan penskorannya soal bentuk uraian diklasifikasikan menjadi uraian objektif dan
uraian nonobjektif.
terbatas, waktu untuk memeriksa jawaban cukup lama, penskorannya relative subjektif, dan tingkat reliabilitasnya relatif lebih rendah dibandingkan dengan soal bentuk pilihan ganda karena reliabilitas skor pada soal bentuk uraian sangat tergantung pada penskor tes.
Berdasarkan penskorannya soal bentuk uraian diklasifikasikan menjadi uraian objektif dan
uraian nonobjektif.
a.
Soal bentuk uraian objektif adalah
rumusan soal atau pertanyaan yang menuntut sehimpunan jawaban dengan
pengertian/konsep tertentu sehingga penskorannya dapat dilakukan secara
objektif.
b.
Soal bentuk uraian nonobjektif adalah
rumusan soal yang menuntut sehimpunan jawaban berupa pengertian/konsep menurut
pendapat masingmasing peserta didik sehingga penskorannya sukar dilakukan
secara objektif (penskorannya dapat mengandung unsur subjektivitas).
Pada prinsipnya,
perbedaan antara soal bentuk uraian objektif dan nonobjektif terletak pada
kepastian penskorannya. Pada soal uraian bentuk objektif, pedoman penskorannya
berisi kunci jawaban yang lebih pasti. Setiap kata kunci diuraikan secara jelas
dan diberi skor 1. Pada soal uraian bentuk nonobjektif, pedoman penskorannya
berisi kriteria-kriteria dan setiap kriteria diskor dalam bentuk rentang skor.
2.
Kaidah penulisan soal uraian
Beberapa kaidah yang perlu
diperhatikan dalam penulisan soal bentuk uraian adalah sebagai berikut:
a.
Materi
1) Soal
harus sesuai dengan indikator.
2) Batasan
pertanyaan dan jawaban yang diharapkan (ruang lingkup) harus jelas.
3)
Isi materi sesuai dengan tujuan
pengukuran, misalnya soal Matematika harus menanyakan kompetensi Matematika,
bukan kompetensi berbahasa atau yang lainnya.
4)
Isi materi yang ditanyakan sudah
sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, atau tingkat kelas. Tingkat kompetensi
yang diukur harus disesuaikan dengan tingkatan peserta didik, misalnya
kompetensi pada jenjang SMA tidak boleh ditanyakan pada jenjang SMP, walaupun
materinya sama, atau sebaliknya soal untuk tingkat SMP tidak boleh ditanyakan
pada jenjang SMA.
b.
Konstruksi
1)
Rumusan kalimat soal atau pertanyaan
harus menggunakan kata-kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai,
seperti: mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, hubungkan, tafsirkan,
buktikan, hitunglah. Jangan menggunakan kata tanya yang tidak menuntut jawaban
uraian, misalnya: siapa, di mana, kapan. Demikian juga kata-kata tanya yang
hanya menuntut jawaban ya atau tidak.
2)
Buatlah petunjuk yang jelas tentang
cara mengerjakan soal.
3)
Buatlah pedoman penskoran segera
setelah soalnya ditulis dengan cara menguraikan komponen yang akan dinilai atau
kriteria penskorannya, besar skor bagi setiap komponen, atau rentang skor yang
dapat diperoleh untuk setiap kriteria dalam soal yang bersangkutan.
4)
Hal-hal lain yang menyertai soal
seperti tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya harus disajikan
dengan jelas, berfungsi, dan terbaca, sehingga tidak menimbulkan penafsiran
yang berbeda dan juga harus bermakna.
c.
Bahasa
1)
Rumusan butir soal menggunakan bahasa
(kalimat dan kata-kata) yang sederhana dan komunikatif sehingga mudah dipahami
oleh peserta didik.
2)
Rumusan soal tidak mengandung
kata-kata yang dapat menyinggung perasaan peserta didik atau kelompok tertentu.
3)
Rumusan soal tidak menggunakan
kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian.
4)
Butir soal menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
5)
Rumusan soal sudah mempertimbangkan
segi bahasa dan budaya.
6)
Jangan menggunakan bahasa yang berlaku
setempat.
3.
Penyusunan Pedoman Penskoran
Pedoman penskoran
merupakan panduan atau petunjuk yang menjelaskan tentang batasan atau kata-kata
kunci atau konsep untuk melakukan penskoran terhadap soal-soal bentuk uraian
objektif dan kemungkinan kemungkinan jawaban yang diharapkan atau kriteria-kriteria
jawaban yang digunakan untuk melakukan penskoranterhadap soal-soal uraian non objektif.
Pedoman penskoran untuk setiap butir soal uraian harus disusun segera setelah
penulisan soal.
4.
Kaidah Penulisan Pedoman Penskoran
a.
Uraian Objektif
1)
Tuliskan semua kemungkinan jawaban
benar atau kata kunci jawaban dengan jelas untuk setiap nomor soal.
2)
Setiap kata kunci diberi skor 1
(satu).
3)
Apabila suatu pertanyaan mempunyai
beberapa subpertanyaan, rincilah kata kunci dari jawaban soal tersebut menjadi
beberapa kata kunci subj awaban. Kata-kata kunci ini dibuatkan skornya
(masing-masing 1).
4)
Jumlahkan skor dari semua kata kunci
yang telah ditetapkan pada soal.
Jumlah
skor ini disebut skor maksimum dari satu soal.
b.
Uraian Nonobjektif
1)
Tuliskan garis-garis besar jawaban
sebagai kriteria jawaban untuk dijadikan pedoman atau dasar dalam memberi skor.
Kriteria jawaban disusun sedemikian rupa sehingga pendapat/pandangan pribadi
peserta didik yang berbeda dapat diskor menurut mutu uraian jawabannya.
2)
Tetapkan rentang skor untuk tiap garis
besar jawaban. Besarnya rentang skor terendah 0 (nol), sedangkan rentang skor
tertinggi ditentukan berdasarkan keadaan jawaban yang dituntut oleh soal itu
sendiri. Semakin kompleks jawaban, rentang skor semakin besar. Untuk memudahkan
penskoran, setiap rentang skor diberi rincian berdasarkan kualitas jawaban,
misalnya untuk rentang skor 0 - 3: jawaban tidak baik 0, agak baik 1, baik 2,
sangat baik 3. Kriteria kualitas jawaban (baik tidaknya jawaban) ditetapkan oleh
penulis soal.
3)
Jumlahkan skor tertinggi dari
tiap-tiap rentang skor yang telah ditetapkan. Jumlah skor dari beberapa
kriteria ini disebut skor maksimum dari satu soal.
5.
Prosedur Penskoran
a.
Pemberian skor pada jawaban uraian
sebaiknya dilakukan per nomor soal yang sama untuk semua jawaban peserta didik
agar konsistensi penskor terjaga dan skor yang dihasilkan adil untuk semua
peserta didik.
b.
Untuk uraian objektif: periksalah
jawaban peserta didik dengan mencocokkan jawaban dengan pedoman penskoran.
Setiap jawaban peserta didik yang sesuai dengan kunci dinyatakan “Benar” dan
diberi skor 1, sedangkan jawaban peserta didik yang tidak sesuai dengan kunci dianggap
“Salah” dan diberi skor 0. Tidak dibenarkan memberi skor selain 0 dan 1.
Apabila ada jawaban peserta didik yang kurangsempurna, kurang memuaskan, atau kurang lengkap, pemeriksa
harus dapat menilai seberapa jauh hal itu terjadi. Dengan demikian dapat
diputuskan akan diberi skor 0 atau 1 untuk jawaban tersebut.
c.
Untuk uraian nonobjektif: periksalah
jawaban peserta didik dengan mencocokkan jawaban dengan pedoman penskoran.
Pemberian skor disesuaikan antara kualitas jawaban peserta didik dan kriteria
jawaban. Didalam pedoman penskoran sudah ditetapkan skor yang diberikan untuk setiap
tingkatan kualitas jawaban.
d.
Baik soal uraian objektif maupun soal
nonobjektif, bila tiap butir soal sudah selesai diskor, hitunglah jumlah skor
perolehan peserta didik pada setiap nomor butir soal.
e.
Apabila dalam satu tes terdapat lebih
dari satu nomor soal uraian, setiap nomor soal uraian diberi bobot. Pemberian
bobot dilakukan dengan membandingkan semua soal yang ada dilihat dari kedalaman
materi,kerumitan /kompleksitas jawaban, dan tingkat kognitif yang diukur. Skala
yang digunakan dalam satu tes adalah 10 atau 100 sehingga jumlah bobot dari
semua soal adalah 10 atau 100. Pemberian bobot pada setiap soal uraian
dilakukan pada saat merakit tes.
f.
Kemudian lakukan perhitungan nilai
dengan menggunakan rumus:
Contoh soal uraian :
Pedoman Penskoran :
No comments:
Post a Comment