A. Pengertian Sifat Koligatif Larutan
Jejaring Kimia - Sifat-sifat larutan, seperti halnya rasa, bau, dan
warna bergantung pada jenis zat terlarut. Larutan gula mempunyai rasa
manis, beda halnya dengan larutan cuka yang memiliki rasa asam. Tingkat
kemanisan maupun keasaman kedua larutan tersebut tergantung pada
konsentrasi atau kepekatannya. Larutan gula maupun cuka yang pekat tentu
akan memiliki tingkat kemanisan dan keasaman yang lebih tinggi jika
dibanding dengan larutan gula maupun cuka yang memiliki kepekatan
rendah.
Selain sifat yang pada jenis zat terlarut, ada beberapa sifat larutan
yang hanya tergantung pada konsentrasi partikel zat terlarut. Artinya
larutan yang berbeda akan mempunyai sifat sifat yang sama, dengan syarat
konsentrasi partikel zat terlarutnya harus sama. Contoh 0,5 mol glukosa
akan mempunyai sifat yang sama dengan 0,5 mol urea (jumlah kedua
partikel zat terlarut yaitu glukosa dan urea besarnya sama). Sifat yang
hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut disebut sifat
koligatif larutan. Ada empat sifat koligatif larutan yaitu, penurunan
tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan
osmosis. Salah satu aplikasi sifat koligatif larutan adalah pembuatan es
krim di mana harus di turunkan di bawah titik beku pelarut H2O yaitu 0oC
dengan penambahan partikel zat terlarut seperti garam. Semakin banyak
garam yang ditambahkan ke dalam pelarut, maka titik beku akan semakin
rendah.
B. Diagram Fase atau Diagram P - T pada Pelarut H2O
Mengapa larutan (pelarut + zat terlarut) mendidih pada suhu yang lebih
tinggi dan membeku pada suhu yang lebih rendah dari pada pelarutnya?
Pertanyaan ini dapat dijelaskan secara teoritis dengan membandingkan
diagram fase pelarut dengan diagram fase larutannya.
Klik untuk memperjelas gambar
Diagram fase atau biasa disebut juga diagram P - T adalah diagram yang
menyatakan hubungan antara suhu (T) dan tekanan P dengan fase zat
(padat, cair, dan gas). Diagram fase menyatakan batas-batas suhu dan
tekanan di mana suatu bentuk fase dapat stabil. Diagram fase H2O dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Berikut penjelasan diagram P - T dengan pelarut H2O:
1. Garis didih
Garis B - C pada gambar di atas disebut garis didih. Garis didih merupakan transisi fase cair - gas. Setiap titik pada garis ini menyatakan suhu dan tekanan di mana air akan mendidih. Seperti yang kita ketahui bahwa titik didih tergantung pada tekanan gas di permukaan. Pada tekanan 1 atm atau 760 mmHg, air mendidih pada suhu 100oC. Jika terdapat tempat di bumi ini yang mempunyai tekanan 4,58 mmHg, maka sudah
dipastikan air akan mendidih pada kisaran 0,0098oC.
2. Garis beku
Garis B - D pada gambar di atas disebut garis beku. Garis beku merupakan transisi fase cair - padat. Setiap titik pada garis ini menyatakan suhu dan tekanan di mana air dapat membeku (es mencair). Pada tekanan 1 atm atau 760 mmHg, air membeku pada suhu 0oC, dan jika terdapat tempat di bumi ini yang mempunyai tekanan 4,58 mmHg, maka sudah dipastikan air akan membeku pada kisaran 0,0098oC. titik beku dan titik didih pada tekanan 4,58 mmHg
mempunyai nilai yang sama, artinya titik didh = titik beku pelarut.
Perhatikan bahwa tekanan permukaan berpengaruh besar pada titik didih,
tetapi sangat kecil pengaruhnya terhadap titik beku. Garis B - D nyaris
vertical terhadap sumbu suhu.
3. Garis sublimasi
Garis A - B pada diagram fase di atas disebut garis sublimasi. Garis sublimasi merupakan transisi fase pada gas. Setiap titik pada pada garis sublimasi menyatakan suhu dan tekanan di mana zat padat dan uapnya dapat menyublim.
4. Titik trpel
Perpotongan antara garis didih dengan garis beku dan garis sublimasi disebut titik tripel. Titik tripel air adalah 0,0098oC pada tekanan 4,58 mmHg. Pada titik tripelnya, ketiga bentuk fase, yaitu padat, cair, dan gas berada dalam kesetimbangan.
C. Diagram Fase atau Diagram P - T pada Larutan
Mari kita bandingkan dengan diagram fase larutan dengan diagram fase pelarutnya yaitu H2O, seperti tampak pada diagram P - T larutan berikut.
Klik untuk memperjelas gambar
Larutan mempunyai tekanan uap lebih rendah dari pada pelarut murninya
(dalam hal ini air) yang dinyatakan sebagai. Oleh karena itu garis didih
dan garis beku larutan berada di bawah garis didih dan garis beku
pelarutnya. Penurunan tekanan uap tersebut berpengaruh terhadap titik
didih dan titik beku larutan. seperti yang tampak pada diagram P - T
larutan di atas, tekanan uap larutan belum 760 mmHg pada suhu 100oC. oleh karena itu belum mendidih. Larutan akan mendidih pada suhu di atas 100oC
yaitu ketika tekanan uapnya mencapai 760 mmHg. Dengan kata lain,
larutan mempunyai titik didih lebih tinggi dari pada pelarutnya.
Sebaliknya, penurunan tekanan uap menyebabkan titik beku larutan lebih
rendah dibandingkan dengan titik beku pelarutnya.
No comments:
Post a Comment